Rabu, 27 Oktober 2021

 Kurangnya Wujud Partisipan Mahasiswa Terhadap Aksi Peduli Rakyat


        Mahasiswa dikenal sebagai aktor perubahan atau sering disebut agent of change yang dimaknai seperti seorang yang cerdas lagi bijaksana yang selalu mengkritisi kebijakan-kebijakan para pemimpin, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan negeri ini. 

    Peranan mahasiswa sangat besar dalam proses perkembangan bangsa ini, tak terlepas dari sumbangsih pemikiran dan juga peran pengabdian kepada khalayak ramai di sekitarnya untuk membuka mindset ke arah yang lebih berkemajuan. Namun kini sangat disayangkan, gaung dan nama besar mahasiswa mulai meredup. Bahkan dapat dikatakan telah mati sejalan dengan kemajuan teknologi semakin maju yang kini disebut Revolusi Industri 4.0. Mahasiswa semakin disibukkan dengan dunia media sosialnya bahkan takut sehingga tak mau ketinggalan tren media sosial dengan fitur-fitur yang dianggap lebih menarik ketimbang membaca buku atau menggunakan media untuk update berita terkini.

        Antusiasme merupakan hal yang penting dalam kemajuan organisasi maupun pergerakan mahasiswa itu sendiri. Bagaimana mungkin ada sebuah organisasi dapat maju jika antusias untuk berhadir dan menyatakan aksi secara nyata tidak ada. Aksi yang dimaksud bukan hanya melalui mimbar-mimbar orasi ataupun ikut berandil dalam demonstrasi. Namun mulai dari hal-hal kecil yang berguna untuk diri sendiri dalam peningkatan intelektual diri dan melatih mengambil keputusan. Setiap hal yang kita lakukan tentu mempunyai makna tersendiri, tentu antusias tersebut berasal dari diri masing-masing dan tujuan hidup kedepan pribadi tersebut.

        Menurut Penuturan dari beberapa mahasiswa, aksi itu penting untuk dilakukan. Namun ada beberapa faktor yang membuat mahasiswa kurang berpartisipasi dalam aksi seperti, larangan orang tua, tidak mau hanya ikut-ikutan aksi tapi tidak mengerti permasalahan yang dibahas serta tujuan yang ingin dicapai dalam aksi tersebut, lebih memilih untuk melakukan audiensi atau negosiasi, karena aksi  sekarang lebih banyak di tunggangi dan banyak provokator, tidak mau terlibat aksi karena rentan untuk dimasuki paham politik tertentu. Beberapa mahasiswa juga berpendapat bahwa merubah dunia bisa dilakukan dalam bentuk yg lain, khususnya sesuai bidang keahlian masing-masing.

        Meskipun Mahasiswa sering disebut sebagai agent of change, wujud partisipan mahasiswa terhadap aksi yang mementingkan kepedulian masyarakat dinilai kurang. Padahal, Mahasiswa harus berani menyampaikan kebenaran tanpa menutupi kebohongan, selalu meneriakkan keadilan, sehingga semua harapan rakyat dan juga janji manis para politisi yang selalu berkoar dengan dalih demi kesejahteraan atas nama rakyat bisa terealisasikan, bukan hanya sekedar omong kosong belaka.

        Perubahan, adalah satu kata yang sangat didambakan untuk membawa kemajuan bagi bangsa, dan mahasiswa dituntut untuk memulai perubahan itu. Perubahan tersebut salah satunya yaitu membuat mahasiswa ikut andil dalam aksi yang mementingkan kepentingan masyarakat, bukan ikut aksi hanya sekedar ikut-ikutan aksi, namun mengerti dan paham permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam aksi tersebut.

    Antusiasme mahasiswa sangat dibutuhkan karena Mahasiswa berperan sebagai transportasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan negara; bukan untuk sekedar mengkritik, tetapi juga memberikan kontribusi yang riil untuk perubahan yang lebih baik. Sebagai kaum intelektual mahasiswa harus bersikap berani dan kritis, berani untuk mendobrak zaman ke arah kemajuan dan kritis terhadap kebijakan para pemegang roda pemerintahan.

6 komentar:

  1. Bagaimana jika mahasiswa tidak berpartisipasi pada aksi karna tau, aksi tersebut sudah bukan aksi yang membawa kepentingan rakyat, dimulai dari kajian yang belum kuat, belum lagi prosedur aksi yang tidak dilakukan dengan semestinya dan sesuai aturan nya. Kesannya seperti aksi yang dipaksakan ,"harus jalan pokoknya" . Malah hanya seperti proker saja.
    Kita pun harus melihat dari dua sisi, kita tidak bisa menyudutkan mahasiswa yang tidak berpartisipasi saja. Tapi harus kita koreksi juga para partisipan aksinya, karena aksipun ada aturannya, aksi bukan demo

    BalasHapus
  2. Sebuah tulisan yang hanya di tulis berdasarkan pemikiran 1 sisi. Apakah menurut anda agent of change itu harus andil dalam kegiatan aksi Menyerukan pembenaran seperti yang anda bilang baru bisa dibilang agen perubahan ?. Konsep agent of change tidak sesempit itu kawan. Tolong pahami lebih luas lagi konsep agent of change. Saya pikir tulisan ini awal nya menjadi bahan koreksi bagi diri temen2 himaksi tapi nyata nya hanya untuk memojokkan temen2 yg tidak mengikuti aksi. Saya rasa anda2 itu bukan agent perubahan tapi agent pembully.

    BalasHapus
  3. Oh saya baru tau untuk menjadi agent perubahan harus berpartisapasi dalam aksi. Tulisan yang dibuat oleh mereka yang belum pernah mengabdi secara langsung di tengah masyarakat.

    BalasHapus