Selasa, 10 Oktober 2023

Edukatif yang Terpinggirkan: Tantangan Pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung

 Edukatif yang Terpinggirkan: Tantangan Pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung


     Pendidikan merupakan suatu pengajaran atau pembelajaran baik mulai dari tahapan sekolah dasar sampai menempuh perguruan tinggi yang memiliki peran sangat penting dalam pembangunan atau perkembangan bangsa. Pendidikan selalu menjadi peran dalam mengembangkan pedoman suatu kuantitas maupun kualitas para masyarakat, apalagi saat ini Indonesia sedang merencanakan visi untuk Indonesia maju, dalam visi tersebut selalu saja pendidikan yang menjadi misi untuk mencapai tujuan tersebut.

     Pendidikan yang dinilai baik disuatu bangsa maka dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM) nya sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih baik(jurnal.com, 11 mei 2023). Membahas Pendidikan pasti selalu menjadi perbincangan sampai saat ini baik itu di luar negeri ataupun indonesia. Khususnya di Bangka Belitung, Pendidikan selalu menjadi perbincangan polemik di masyarakat. Namun, dikatakan Pj Gubernur Ridwan, kenyataannya keinginan lulusan SMA/SMK Babel untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masih sangat rendah. Banyak menjadi faktor penyebab fenomena ini bisa terjadi. Faktor itu mulai dari ekonomi, minat dan motivasi, lingkungan pertemanan yang kurang baik, kurangnya perhatian dari orang tua mengenai pendidikan, infrastruktur yang kurang memadai dan lain sebagainya (Destiar A. Maghfirah).

     Rendahnya kualitas pendidikan di masyarakat Berdampak pada faktor penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, hal ini juga menjadi faktor penghambat pembangunan dan perkembangan bangsa. Idealnya dengan kurangnya minat pendidikan masyarakat akan mempengaruhi pola hidup yang nantinya akan berdampak negatif untuk masa depan anak bangsa. Pendidikan di Bangka Belitung saat ini masih tergolong rendah dan memiliki banyak kekurangan dari segi sarana maupun prasarana, kurangnya minat pendidikan juga berkaitan dari faktor ekonomi keluarga yang kurang mendukung dalam membiayai fasilitas bersekolah. Dimana masalah ini juga tidak jarang banyak anak yang putus sekolah yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Fenomena ini diperkuat dari data BPS 16,5 persen karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikannya.

     Dilansir dari data SUSENAS, Berdasarkan hasil pengolahan raw data dari SUSENAS Kor Maret tahun 2021, jumlah sampel anak usia 7-18 tahun dalam penelitian ini sebanyak 3158 anak dengan persentase anak putus sekolah sebesar 7,7 persen (243 anak), sedangkan persentase anak tidak putus sekolah atau masih bersekolah sebesar 92,3 persen (2915 anak). Dari 7,7 persen anak yang putus sekolah, persentase putus sekolah ini terjadi pada jenjang Pendidikan sekolah dasar (SD) yakni sebesar 18,5 persen (45 anak) lalu diikuti oleh jenjang sekolah menengah pertama (SMP) yakni sebesar 36,6 persen (89 anak) dan yang tertinggi pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) yakni sebesar 44,9 persen (109 anak). Dari data tersebut menunjukan bahwa angka putus sekolah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2021 semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang Pendidikan. Besar kemungkinan fenomena rendahnya minat bersekolah atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi akan terus meningkat dari tahun ke tahun di kepulauan Bangka Belitung.

     Lalu bagaimana dengan Serapan dana pendidikan di bangka Belitung? Dilansir dari Bangkapos.com. Serapan Anggaran Dinas Pendidikan (Dindik) Bangka Belitung menjadi perhatian Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin. Serapan anggaran (tahun 2022-red) 81,31 persen (di Babel), jadi pada dinas pendidikan masih ada kekurangan tenaga administrasi keuangan baik bendahara maupun yang menangani keuangan, Berdasarkan data dari Badan Keuangan Daerah (Bakueda) Bangka Belitung besaran alokasi anggaran di dindik pada tahun 2022, sebesar Rp677,74 miliar.

     Dari anggaran tahun 2022 itu telah terserap Rp590,46 miliar atau 87,12 persen. Serapan dana ini hanya untuk pendidikan, yang terkesan terlalu besar dan penempatan dananya tidak terlalu optimal, tidak optimalnya penyerapan dana dikarenakan kendala dilapangan dan kurangnya SDM disekolah-sekolah dalam mengelola keuangan ini.

     Serapan dana ini dikelola oleh pihak yang berkaitan disekolah, dilansir dari BKPSDM dan Pak Pj, mereka mengatakan 70% sekolah di Bangka Belitung serapan dana itu dioleh oleh guru-guru yang ada disekolah, hal inilah mengapa serapan dana itu tidak optimal digunakan, maka perlu evaluasi monitoring secara tertib juga perlu dilakukan sehingga hambatan pelaksanaan dapat dideteksi sedini mungkin dan segera ditemukan solusinya.

Lalu apa yang akan kita hadapi apabila pendidikan di Bangka Belitung rendah dan solusinya?

     Tentunya yang akan menjadi tantangan adalah kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam membantu pemerintah mendukung Indonesia terkhususnya daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maju, tentu ini menjadi tantangan yang cukup sulit. Drs. Muhammad Soleh, MM, menyampaikan tentang permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, antara lain, kekerasan fisik, pornografi, narkoba, bencana alam, dan radikalisme. Pendidikan karakter bangsa menjadi sangat penting dan menjadi sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan di atas. Pendidikan yang berkarakter menjadi solusi dari permasalahan ini apabila pendidikan terus diabaikan maka banyak tantangan yang dihadapi masyarakat Bangka Belitung, terutama rendahnya integritas, kriminalitas, normalitas, dan moralitas seseorang. Melalui fenomena tersebut dibutuhkan solusi yang tepat dalam mendukung tingginya minat pendidikan dengan berbagai cara, antara lain:

  1. Perlu pengawasan yang intensif dari orang tua untuk memotivasikan anaknya bahwa pendidikan itu penting.
  2. Perlunya sarana dan prasarana yang memadai baik itu yang difasilitasi orang tua maupun pemerintah.
  3. Critical Thinking and Problem Solving, Yang dimaksud masalah di sini ada dua macam, masalah yang sifatnya akademis dan otentis.Masalah akademis tentu saja masalah yang terkait pada ranah kognisi yang mereka jalani. Masalah otentis lebih kepada masalah yang sering mereka jumpai sehari-hari di sekitar mereka.
  4. Pembinaan serta edukasi yang tepat.
  5. Komunikasi serta informasi, hal ini merupakan hal yang penting dilakukan, komunikasi dan informasi untuk menyakinkan mereka, bahwa pendidikan itu penting untuk keberlangsungan hidup Mereka kedepannya.
  6. Perlu diberi ruang lebih untuk meningkatkan moralitas anak dan karkater serta ketrampilan hidup yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan anak masing-masing.

Kesimpulan dan saran

     Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi pembangunan dan perkembangan di daerah Bangka Belitung, hal ini sebagai pendukung visi Indonesia untuk maju, serta pendidikan juga menjadikan aset utama dalam pembentukan karakter suatu anak bangsa, faktor-faktor penghambat bukan menjadi masalah besar dan faktor utama dalam melanjutkan pendidikan apabila masih ada niat dan rencana untuk melanjutkan pendidikan tersebut.

     Bangka Belitung mendukung perencanaan dan pengembangan pendidikan itu terbukti dari serapan dana yang diberikan oleh pemerintah hanya saja SDM dan pengoptimalannya saja yang kurang berkenan. Masih banyak solusi dan cara untuk melanjutkan pendidikan, jangan hambatkan cita-cita kita sebagai anak muda dan anak bangsa untuk melanjutkan pendidikan, jadikan pendidikan sebagai tombak utama untuk melanjutkan visi Indonesia dan Bangka Belitung maju.